Menurut R.T. Josowidagdo,wayang berarti
“ayang-ayang” atau bayangan sebab yang kita lihat adalah bayangannya pada kelir
yaitu kain putih yang dibentang sebagai pentas pergelaran wayang. Bayang-bayang
wayang muncul karena adanya sinar “belencong” yang bergantung di atas kepala
sang dalang. Ada
pula yang mengartikan wayang merupakan “bayangan angan-angan” oleh karena dalam
ceritanya menggambarkan nenek moyang atau orang-orang terdahulu dalam
angan-angan.
Dalam hal ini penciptaan semua bentuk
wayang selalu disesuaikan dengan watak, sifat, dan perilaku tokoh-tokoh yang
dibayangkan. Seperti tokoh yang memiliki karakter baik digambarkan dengan
berbadan lurus, bermuka tampan, gagah dan berpandangan tajam. Tokoh jahat
digambarkan bentuk tubuh yang besar, kasar, bermuka lebar, berhidung besar,
bermata merah dengan wajah pun berwarna merah dengan rambut gimbal.
Menurut Doktor Th. PIQEUD. Wayang adalah
boneka yang dipertunjukkan yaitu wayangnya itu sendiri. Adapun pertunjukannya
ditampilkan dalam berbagai bentuk, dan biasanya mengandung berbagai wejangan
dan nasehat-nasehat berkait dengan sikap hidup yang harus dijalani manusia di
alam mayapada ini. Sedangkan untuk ilustrasi musik pergelaran wayang ialah
dengan musik gamelan slendro.
MACAM-MACAM JENIS WAYANG
Berbagai macam jenis wayang dijelaskan
Raden Mas Sayid. Beberapa yang sudah dikenal oleh masyarakat adalah:
1. Wayang Purwa
Purwa berarti terdahulu atau yang
pertama, oleh karena itu lakon wayang purwa menggambarkan kisah tentang kitab
Mahabarata dengan inti cerita perang “Barata Yuda” Yaitu perang saudara
keturunan Barata, yaitu antara keluarga Pandawa dan Astina yang memperebutkan
kerajaan IAmartapura yang akhirnya dimenangkan oleh keluarga Pandawa. Cerita
wayang Purwa ini pada awalnya berwujud lukisan yang dibuat pada daun lontar
oleh Prabu Jayabaya raja Kediri .
Kemudian di masa kerajaan Majapahit
sampai Demak terjadi perubahan bentuk wayang baik teknik maupun bahan baku pembuatan wayang
seperti apa yang kita lihat sampai sekarang. Yaitu melalui proses pahatan,
lukisan dengan bentuk pandang samping terbuat dari kulit khewan. Menurut R.
Samsudjin Proboharjono, jumlah wayang dalam satu kotak berisi kurang lebih 200
wayang.
2. Wayang Madya
Wayang zaman tengah ini hasil kreatifitas
Raja Mangkunegara IV, Surakarta .
Isi Ceritanya merupakan kelanjutan dari cerita wayang purwa, yaitu sesudah
pemerintahan Prabu Parikesit sampai zaman pemerintahan kerajaan Jenggala
Kediri. Menurut Raden
Samsudjin, cerita Wayang Madya merupakan
saduran dari karangan Pujangga terkenal Raden Ngabehi Ronggowarsito.
3. Wayang Gedog
Gedog berarti kedok atau topeng. Wayang
Gedog diciptakan oleh salah seorang Wali Songo, yaitu Sunan Giri. Cerita Wayang
Gedog juga merupakan lanjutan dari cerita Wayang Madya, yakni menggambarkan
kerajaan Jenggala sampai kerajaan Pajajaran.
Wayang Gedog ini juga menceritakan zaman Kediri (Daha).
4. Wayang Krucil / Wayang Klitik
Krucil berarti kecil-kecil sedangkan
klitik mengandung pengertian keras. Wayang Krucil bentuknya kecil-kecil dibuat
dari bahan kayu, berjumlah hanya 70 buah. Ceritanya Menggambarkan sejarah
Kerajaan Pajajaran sampai Kerajaan Majapahit.
5. Wayang Golek
Wayang Golek banyak terdapat di Cepu dan
Bojonegoro. Terbuat dari bahan kayu berjumlah sekitar 70 buah. Ceritanya menggambarkan
riwayat Menak yang berhubungan dengan negeri Arab dan Persia pada zaman awal Islam.
Wayang Golek juga terdapat di Jawa Barat. Bedanya hanya pada penampilan tokoh
Bagong yang diganti denga Cepot. Jawa Barat merupakan daerah khusus wayang
golek, terbanyak di daerah Priangan.
6. Wayang Perjuangan / Wayang Suluh
Wayang Perjuangan dinamakan juga Wayang
Sandiwara. Cerita wayang ini berupa kebaikan dan keburukan yang menggambarkan
betapa kekejaman kolonialis Belanda selama 350 tahun menjajah Indonesia, penjajahan
Jepang tiga setengah tahun, sampai zaman kemerdekaan. R.M. Sayid Sala tahun
1944 turut mencipta wayang ini. Ada juga yang
memberi nama wayang Perjuangan atau wayang sandiwara ini dengan nama Wayang
Suluh karena digunakan sebagai media penerangan atau penyuluhan, seperti yang
dilakukan Jawatan Penerangan
R.I. / RRI.
Menurut R. Samsoedjin, Wayang Perjuangan
atau Wayang Suluh diciptakan oleh Badan Kongres Pemuda R.I.
tahun 1946/1947 di Yogyakarta. Adapun bentuk wayangnya Realistis tidak
mengalami perubahan bentuk sebagai mana wayang kulit atau wayang golek
bentuknya seperti manusia biasa. Menceritakan tentang tokoh-tokoh perjuangan
tanah air seperti Bung Karno, Drs. Mohammad Hatta, Sutan Syahrir, Jendral
Sudirman, H.Agus Salim, dll.
7. Wayang Topeng
Seperti pada suku Dayak di Kalimantan.
8. Wayang Wong / Wayang Orang
Wayang ini sudah dikenal sejak
pemerintahan Mangkunegoro IV Surakarta. Isi cerita seperti pada wayang Purwa.
Tokoh-tokoh pelakunya dimainkan oleh orang. Dimainkan di atas panggung dengan
dekorasi seperti sandiwara. Dalang masih berperan aktif dalam wayang ini.
Menurut Mulyadi, dokumen-dokumen resmi tentang asal-usul “wayang orang” tidak
ada.
Orang Solo menyatakan bahwa Wayang Orang
itu pertama kalinya telah diperintahkan penyelenggaraannya oleh Mangkunegoro V.
Menurut orang Yogya. Wayang Orang itu ciptaan Hamengkubuwono I. Sedangkan
pendapat lain mengatakan bahwa sebenarnya ke dua raja di Solo dan di Yogya itu
bukan yang menciptakan melainkan hanya menyempurnakan saja dengan menyamakan
bentuk pakaian yang digunakan oleh pelakon dengan bentuk wayang kulit baik
dalam pakaiannya, maupun bentuk perhiasan pakaiannya yang disesuaikan dengan
gambar wayang kulit.
Awalnya Wayang Orang ini hanya dimainkan
di istana oleh keluarga raja, seiring waktu Karena digemari juga oleh rakyat
akhirnya dipergelarkan juga untuk rakyat. Rombongan terkenal dari Wayang Orang
ini beberapa diantaranya adalah, Ngesti Pandowo (Semarang ),
Sriwedari (Solo), Cipta Kawedar, dan Bharata (Jakarta ).
9. Wayang Beber
Diciptakan pada zaman Majapahit sebagai
hasil perkembangan dari relief-relief yang Terdapat pada Candi Panataran. Isi
cerita tak berbeda dengan Wayang Purwa. Wayang beber terdiri dari adegan-adegan
yang dilukis pada kain halus. Sebelumnya dilukis pada kulit kayu waru. Satu cerita
berisi 16 adegan terdiri dari 4 gulung, jadi setiap gulungan terdiri dari 4
adegan.
Berbeda dengan jenis wayang yang lain,
wayang beber tidak dipegang oleh sang dalang. Setelah dibeber sang dalang baru
menceritakan dari balik gambar. Lama pertunjukan biasanya selama 2 jam. Menurut
Hartono, Wayang Beber sudah terkenal pada zaman Majapahit. Dalam buku
Negarakertagama karangan Mpu Prapanca menyebutkan, bahwa pada waktu Raja Hayam
Wuruk menjadi raja, Wayang Beber dan Wayang Topeng merupakan seni pertunjukan
yang sudah populer di kalangan rakyat. Tehnik membentangkan kain layar inilah
yang memberi nama Wayang Beber pada seni pertunjukan tersebut. (beber=bentang).
~ Istalastu ~
Source : Wikipedia, google, yahoo,
altavista, indonesian channel, etc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar