Menurut R.T. Josowidagdo,wayang berarti
“ayang-ayang” atau bayangan sebab yang kita lihat adalah bayangannya pada kelir
yaitu kain putih yang dibentang sebagai pentas pergelaran wayang. Bayang-bayang
wayang muncul karena adanya sinar “belencong” yang bergantung di atas kepala
sang dalang. Ada
pula yang mengartikan wayang merupakan “bayangan angan-angan” oleh karena dalam
ceritanya menggambarkan nenek moyang atau orang-orang terdahulu dalam
angan-angan.
Dalam hal ini penciptaan semua bentuk
wayang selalu disesuaikan dengan watak, sifat, dan perilaku tokoh-tokoh yang
dibayangkan. Seperti tokoh yang memiliki karakter baik digambarkan dengan
berbadan lurus, bermuka tampan, gagah dan berpandangan tajam. Tokoh jahat
digambarkan bentuk tubuh yang besar, kasar, bermuka lebar, berhidung besar,
bermata merah dengan wajah pun berwarna merah dengan rambut gimbal.